Apakah Masturbasi picu kanker prostat ?

Apakah Masturbasi picu kanker prostat ?

Para peneliti dari University of Nottingham, Inggris mengevaluasi riwayat kehidupan seksua 840 pria yang melakukan masturbasi 1 sampai 7 kali dalam seminggu pada saat usia dewasa muda, yaitu usia 20 – 30 Tahun. Hasilnya, ternyata mereka memiliki resiko terserang kanker prostatlebih tinggi dari pada pria yang melakukan masturbasi 1 atau kurang dari 1 kali dalam sebulan.

Dari hasil penelitian inilah para peneliti kemudian berteori, bahwa hormon seksual pria (androgen) meningkat drastis pada pria dewasa muda yang sering melakukan masturbasi. Peningkatan androgen inilah yang dianggap sebagai salah satu biang resiko kanker prostat. Meski demikian para peneliti belum bisa menjelaskan secara detail hubungan antara masturbasi dengan kanker prostat.

Ada riset lain justru menghasilkan kesimpulan yang kontra dengan penelitian ini. Hasil penelitian yang di publikasikan di New Scientist menyebutkan pria yang teratur melakukan masturbasi atau sama dengan rajin melakukan hubungan seksual(yang sehat, tentu saja) beresiko lebih kecil mengidap kanker prostat.

Penelitian yang dilakukan oleh Cancer Council Victoria Melbourne Australia ini menyebutkan , senyawa kimi penyebab kanker (zat karsinogen)justu akan tertimbun dalam prostatjika pria tidak berejakulasi atau mengeluarkan sperma yang secara teratur. Ini berari aktivitas ejakulasi teratur dapat mencegah penimbunan zat karsinogen dalam kelenjar.

Jadi semakin sering"mengurasnya" keluar, semakin sedikit zat karsinogen itu tertahan dan merusak sel sel prostat. Dalam riset tersebut, pria yang sering melakukan ejakulasi tercatat lebih rendah kemungkinannya mengalami kanker prostat hingga sepertiga kalinya di masa usia lanjut.

Olenya itu, perlu dilakukan penelitian lain untuk memperkuat kesimpulan penelitian sebelumnya, hingga sekarang ini belum ada penelitian yang menjelaskan secara detail bahwa masturbasi yang dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan kanker prostat. Dari segi kesehatan, masturbasi tidak menjadi masalah untuk dilakukan, "kata professor Ricard Brasson, dari University Of California School of Medicine yang memimpin riset ini.

Sumber : majalah Nakita